Rayuan sang pemain cinta
Bekerja di salah satu industri media cetak mempunyai suatu keuntungan tersendiri.. Karena akan ada waktu-waktu tertentu dimana membaca majalah merupakan bagian dari pekerjaan. Bayangin deh kalo kerja di perusahaan minyak terus di jam kerja ada yang dengan santai baca majalah.. Apa ga siap-siap kena omel dilempar sendal atau dapat surat cinta dari bos dan HRD :D
Tapi disini, itu suatu bagian dari suatu pekerjaan. hehhe (menyenangkan ga..)
Tapi disini, itu suatu bagian dari suatu pekerjaan. hehhe (menyenangkan ga..)
Ada artikel bagus yang sedang saya baca, judulnya 'Babak Terakhir Asmara Bung Karno', hmm.. sangat menarik bukan :) Artikel sepanjang 4 halaman ini menceritakan tentang kisah cinta sang proklamator dengan gadis muda yang notabene terpaut 47 tahun dengannya (wow..). Tapi dia juga bukan sembarangan gadis, remaja 18 tahun ini adalah anak dari seorang pengusaha batu bara sukses di Kalimantan. Dan ketika ia menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika, kesempatan itulah yang menjadi pintu awal kedekatannya dengan sang presiden pertama Indonesia ini.
Walaupun dikisahkan pada awalnya sang gadis menolak uluran cinta dari orang nomer satu itu, tetapi hal itu tidak membuat sang presiden menyerah. Dengan tetap menampilkan pesonanya yang menawan, dan kunjungan yang tak henti-henti dan pengawalan dan pengawasan yang ketat akhirnya sang gadis luluh juga dalam pelukannya.
Ia (si gadis) menjelaskan bahwa Bung Karno (kita sebut aja Bapak) adalah seorang kekasih jempolan (suitt..suittt..). Kalimat inilah yang menurut saya menjadi awal mula perasaan cinta si gadis kepada Bapak, dimana dituliskan dalam paragraf ke-22.. Bung Karno mengatakan..
Ia (si gadis) menjelaskan bahwa Bung Karno (kita sebut aja Bapak) adalah seorang kekasih jempolan (suitt..suittt..). Kalimat inilah yang menurut saya menjadi awal mula perasaan cinta si gadis kepada Bapak, dimana dituliskan dalam paragraf ke-22.. Bung Karno mengatakan..
"Dik, kau tahu, kau tak pernah mencari aku, dan aku tidak pernah mencari kau.
Tapi Allah telah mempertemukan kita...."
Tapi Allah telah mempertemukan kita...."
Wow, ucapan yang cukup menggetarkan bukan untuk semua kaum hawa. Apalagi rasa cinta tersebut langsung diungkapkan dalam kunjungan pertama di rumah si gadis. Yang berujung pada kunjungan-kunjungan berikutnya dan pengawalan dan perhatian yang seabreg-abreg.. Jujur deh, perawan lugu mana (di era 60-an) yang bisa tahan dengan perhatian macam itu. (Ga akan ada yang bisaaa... :P )
Kemudian setelah akhirnya status si gadis berubah menjadi 'calon-Bapak-selanjutnya', ia pun mendapat perlakuan-perlakuan istimewa yang lebih intim lagi. Dituliskan bahwa memang sang proklamator ini merupakan kekasih yang romantis dan tahu betul memperlakukan setiap wanitanya.
DiSETIAP kunjungannya ke dalam Istana ataupun Wisma Negara, Bapak akan selalu berada di depan pintu, menggembangkan tanggannya dan memeluk si gadis dalam pelukannya. Setelah dalam pelukan, Bapak akan menggendongnya sampai ke dalam ruangan, menaruhnya dalam pangkuan dan mencium pipi sang gadis sambil terus membisikkan kata-kata cinta.. (WOW! Saya rasa tidak akan pernah ada gadis yang tidak meleleh dibuat Bung Karno). Dan itu belum selesai, cinta itu makin berkembang ketika sang presiden juga aktif mengajari bagaimana cara berdandan, berbusana, sampai mengajak salat bersama hingga meminta membacakan ayat-ayat Al-quran. Keintiman yang luar biasa menghayutkan
Saya tidak akan menjelaskan isi artikel tsb secara keseluruhan, jika berminat silahkan beli sendiri majalahnya :D Yang ingin saya ceritakan disini bagaimana kisah dan cara Bung Karno mendapatkan hati si gadis tersebut. Bagaimana rayuan sang aktor cinta ini hanyalah hal simple yang ternyata sangat membekas di benak si gadis. Bayangkan deh.. hanya dengan disetiap kedatangan ke istana, Bapak slalu menyambut di depan pintu dengan uluran tangan yang terbuka. So simple, tapi sangat membekas.. dan kalau dipikir-pikir sudah sedikit pria yang mau melakukan hal tersebut di waktu sekarang.
Boro-boro menunggu di depan pintu.. membukakan pintu, menggandeng tangan saat berjalan, membawakan belanjaan, mengucapkan kata betapa dia beruntung memiliki wanita tersebut sudah jarang ditemukan. Itu baru perhatian yang belum mengeluarkan dana, apalagi yang mengeluarkan dana dan juga pengorbanan.. waaa, ngarep aja deh.
Dan hal inilah yang banyak digunakan oleh beberapa pemain cinta handal lainnya yang mengetahui sisi kelemahan wanita tersebut. Mereka tau tidak perlu banyak kata, cukup sedikit ngemeng skill dan tindakan akan jauh membekas dibandingkan pengorbanan (yang dimana jika mereka melakukan pengorbanan harus berujung pada satu keinginan mereka yang lain). Memang rayuan itu kadang tersamarkan dengan pesona dan rasa senang bahwa kita tiba-tiba menjadi berharga di mata seseorang.. Tapi bijak-bijaklah melihat dan terus membuka mata, karena jika seorang player yang telah datang menghampiri dirimu.. yakinlah hanya kesadaran dan pikiran sehat yang bisa menyelamatkanmu dari cengkraman pengalamannya. :D
Kalau sudah ada pengalaman yang diceritakan seperti ini, sebagai wanita lebih baik kita mendengar dan tidak meremehkan. Karena mungkin suatu saat kita tidak akan tau, kapan akan terjerat rayuannya.. Hahahahaha...
***
Terinspirasi dari artikel 'Babak Terakhir Asmara Bung Karno', majalah PESONA edisi Maret 2012.
Comments
Post a Comment