Kopi sore ini..
Kopi ini masih terasa hangat, diteguk dengan rasa yang begitu nikmat. Campuran coklat bubuk di dalamnya sangat terasa, manis.. yah, terasa sangat manis... Katanya manis bisa menghibur hati yang sedih yah, kalau begitu memang cocoklah perpaduan ini. Mudah-mudahan bisa meneduhkan.
Pikiranku melayang tak karuan tak terkendali dalam cakrawala imajiku sendiri. Menimbulkan gambaran-gambaran yang absurd tentang masa depan, ntah karena kekhawatiran atau mungkin hanya bayangan selintas impian yang ingin dijadikan nyata. Yah, gambaran-gambaran ini trus menari dan tertawa.. menimbulkan percikan-percikan api emosi dan ledakan emosi. Aku tidak bisa menghentikannya, tidak bisa.. hanya bisa menyibukkan diri yang ntah sampai kapan bisa disibukkan.
Kenyataan, kadang aku membencinya.
Kenyataan selalu bertentangan dengan imajinasi. Seperti pecut yang membangunkan orang dari segala mimpi indahnya, seperti kekang yang menahan langkah dan menarikku ke arah yang ia arahkan. Ia seperti menawanku dalam penjara sampai aku benar2 menghadapinya, tidak pernah beranjak.. terus di depan. Sampai aku benar-benar menghadapinya.
Menghadapinya
Yah, sekarang aku sedang menghadapi situasi yang sangat aku benci saat ini. Kesepian dan kehilangan, ketakutan dan ketidakberdayaan.. Aku sedang bertemu muka dengan hal-hal itu, sendirian.. yah seorang diri.
Sungguh, aku benci keadaan ini. Tapi tidak ada kata lain selain dihadapi. Tidak ada keinginan lain selain ingin lepas dari semua ini, dan tentunya keluar sebagai pemenang. Pemenang yang berjuang.
Aaah.. rasa cinta. Kenapa engkau datang di saat aku tidak pernah siap. Kenapa engkau menggelitik sisi hatiku dan berdiri di sosok yang tak bisa kuhindari. Dan engkau tumbuh dengan sangat indah saat ini, sangat indah sehingga aku takut untuk kehilanganmu.
Kenapa ada rasa yang bisa hadir tanpa alasan, kenapa harus ada sesuatu yang diluar nalar dan logika. Kenapa ada rasa yang bisa begitu membara dan seperti api ia menghancurkan setiap pertahanan dan pemikiran. Kenapa bisa ada.. Dan knapa aku rasakan sekarang..
Yang bisa kusadari adalah betapa hebatnya Tuhan yang bisa dengan detail menciptakan perasaan ini. Mungkin ini juga perasaan-Nya kepada diriku.. atau mungkin lebih membara lagi. I don't know. Tapi yang pasti rasa itu pasti lebih besar karena cinta itu telah Ia buktikan dengan mati bagiku.
Hmm.. kopi ini sudah dingin. Mudah-mudahan suatu saat rasa ini menjadi dingin juga, atau mungkin rasa ini akan bertemu kembali? Sekali lagi i don't know.. Ga berani berharap, ga berani berfikir.. hanya terus berusah melewati arus lingkaran perasaan yang terus berputar ini. Mudah-mudahan bisa terus dinikmati, seperti nikmatnya kopi ini.
Pikiranku melayang tak karuan tak terkendali dalam cakrawala imajiku sendiri. Menimbulkan gambaran-gambaran yang absurd tentang masa depan, ntah karena kekhawatiran atau mungkin hanya bayangan selintas impian yang ingin dijadikan nyata. Yah, gambaran-gambaran ini trus menari dan tertawa.. menimbulkan percikan-percikan api emosi dan ledakan emosi. Aku tidak bisa menghentikannya, tidak bisa.. hanya bisa menyibukkan diri yang ntah sampai kapan bisa disibukkan.
Kenyataan, kadang aku membencinya.
Kenyataan selalu bertentangan dengan imajinasi. Seperti pecut yang membangunkan orang dari segala mimpi indahnya, seperti kekang yang menahan langkah dan menarikku ke arah yang ia arahkan. Ia seperti menawanku dalam penjara sampai aku benar2 menghadapinya, tidak pernah beranjak.. terus di depan. Sampai aku benar-benar menghadapinya.
Menghadapinya
Yah, sekarang aku sedang menghadapi situasi yang sangat aku benci saat ini. Kesepian dan kehilangan, ketakutan dan ketidakberdayaan.. Aku sedang bertemu muka dengan hal-hal itu, sendirian.. yah seorang diri.
Sungguh, aku benci keadaan ini. Tapi tidak ada kata lain selain dihadapi. Tidak ada keinginan lain selain ingin lepas dari semua ini, dan tentunya keluar sebagai pemenang. Pemenang yang berjuang.
Aaah.. rasa cinta. Kenapa engkau datang di saat aku tidak pernah siap. Kenapa engkau menggelitik sisi hatiku dan berdiri di sosok yang tak bisa kuhindari. Dan engkau tumbuh dengan sangat indah saat ini, sangat indah sehingga aku takut untuk kehilanganmu.
Kenapa ada rasa yang bisa hadir tanpa alasan, kenapa harus ada sesuatu yang diluar nalar dan logika. Kenapa ada rasa yang bisa begitu membara dan seperti api ia menghancurkan setiap pertahanan dan pemikiran. Kenapa bisa ada.. Dan knapa aku rasakan sekarang..
Yang bisa kusadari adalah betapa hebatnya Tuhan yang bisa dengan detail menciptakan perasaan ini. Mungkin ini juga perasaan-Nya kepada diriku.. atau mungkin lebih membara lagi. I don't know. Tapi yang pasti rasa itu pasti lebih besar karena cinta itu telah Ia buktikan dengan mati bagiku.
Hmm.. kopi ini sudah dingin. Mudah-mudahan suatu saat rasa ini menjadi dingin juga, atau mungkin rasa ini akan bertemu kembali? Sekali lagi i don't know.. Ga berani berharap, ga berani berfikir.. hanya terus berusah melewati arus lingkaran perasaan yang terus berputar ini. Mudah-mudahan bisa terus dinikmati, seperti nikmatnya kopi ini.
Comments
Post a Comment