This is my story about healing

Sebenernya cerita ini ga pengen saya tuliskan di blog (karena malu), tapi ntah kenapa beberapa hari ini kepikiran terus untuk nulis. Jadi saya memilih untuk taat, this is my story.. I hope it will bless you..

8 tahun lalu, saya mempunyai benjolan di punggung kiri belakang. Ntah kapan benjolan itu mulai ada, awalnya saya pikir itu hanya jerawat batu, jadi saya sering ga peduli. Setiap mandi, saya selalu sadar akan benjolan tsb.. memang benjolan itu tidak pernah membesar, mengecil atau sakit.. jadi ini cuma mengganggu tapi tetap saya ga peduli.

Hingga suatu saat benjolan itu mulai sakit, sakit sekali! Pakai baju sakit, bersandar sakit, kena apa2 poko sakit. Saya mulai cemas saat itu, tapi pikiran positif mengatakan kalo jerawat ini mungkin sudah 'matang', maksudnya mau meledak.. eh apa ya bahasanya, poko sudah mau sembuh lah (poko begitu, kalian ngertikan). Karena pikiran itu jadi saya berusaha bersabar, paling sebentar lagi sembuh.

Yang jadi masalah sudah lebih dari seminggu rasa sakitnya ga mereda, akhirnya singkat cerita saya datang ke dokter kulit di RS Bethesda. Dari pemeriksaan itu dokter menyimpulkan bahwa benjolan tsb adalah kista.
(penyebab Kista bisa bermacam-macam, dalam case saya kemungkinan karena makanan ~ karena saya menyukai makanan fast food. Setiap hari jumat, saya wajib makan k*c goceng di Galeria Mall Jogja. Sangking seringnya makan disana, pegawai disana sampai sudah hapal muka kami.. jadi kalau datang kesana bisa dapat ayam yang gede banget. HEHE)

Jangan ditanya waktu itu perasaan saya seperti apa; hancur, ketakutan, sedih, semua bercampur jadi satu. Memang dokter menjelaskan itu hanya kista ringan dan dia menyarankan untuk bedah kecil. Tapi tetap saja mendengar kata Kista dan Operasi itu bukan hal yang mudah untuk saya. Ada ketakutan lain juga yang terfikirkan, "Apakah kalau di punggung ada apakah ada kemungkinan jika kista itu sudah muncul di tempat lain???". Pikiran buruk itu terdengar dan mengganggu pikiran saya, saya ketakutan sekali.

Kalau ga salah saya check up di hari Jumat dan dokter menyarankan untuk operasi di hari selasa. Jadi masih ada waktu beberapa waktu untuk saya menyiapkan diri. Oh ya, saat itu ada yang menjadi beban pikiran saya yaitu saat itu papa sudah pensiun dari perusahaan minyak Total. It means biaya harus ditanggung sendiri. Saya ga berani minta uang kepada orang tua karena belum menyelesaikan skripsi karena asik kerja di Telkomsel, sudah ga lulus malah sakit lagi.. Saya ga mau jadi beban keluarga. Akhirnya saya memantapkan hati untuk harus bayar biaya sendiri, saya punya sedikit tabungan.. ga masalah, yang penting jangan membebankan orang tua lagi.

Karena keputusan bayar sendiri membuat saya bungkam untuk menceritakan masalah ini kepada keluarga, saya ga mau mereka tau saya sakit. Saya baru mau cerita mungkin jika sudah operasi aja, pikir saya.

Di hari minggu, saya bangun untuk bersiap ke gereja. Sebenarnya hati saya waktu itu berat sekali, bukan tidak mau ke gereja tapi kaya ga punya semangat untuk bersiap-siap. Tapi saya paksakan untuk datang ke gereja.

Saat itu jam sudah menunjukkan jam 05.30 dan gereja start jam 06.00. Jarak gereja dengan kosan lumayan jauh tapi hanya butuh naik satu angkot saja. Masalahnya untuk ke tempat angkot itu saya harus jalan kaki ke depan sekitar 20 menit jalan kaki. Jadi sudah pasti saya akan datang terlambat ke gereja. Saat saya sudah mau jalan ke gereja tiba-tiba ada suara di pikiran saya.. "Datang ontime ya, kita naik taxi aja.."

"Heh, naik taxi?", pikir saya.
Bisa sih, tapi kan besok selasa mau operasi dengan biaya sendiri tentang saya.. jadi lebih baik janganlah, harus hemat.
Tapi pikiran itu terus berputar di kepala saya dan akhirnya saya menyerah dan memilih naik taxi.

Di hari itu juga saya digerakkan untuk memberikan persembahan yang terbaik saya punya, saat itu saya sudah menyiapkan uang untuk persembahan. Tapi tiba-tiba mata saya melihat uang terbesar yang saya punya di dompet dan hati sepertinya menggerakkan untuk memberikan uang tsb. Lagi-lagi saya bilang dalam hati, "Tuhan.. saya kan mau operasi, ga bisa boros tadi udah naik taxi kesini..". Namun hati saya seperti ga ada jawaban yang ada hanya keinginan untuk memberikan uang tsb. Ya sudah, tampa pikir panjang saya siapkan uang tersebut di kantong persembahan dan menyerahkannya tanpa ragu. Peduli amat deh nanti malam cuma makan tahu sama telur, besok mulai puasa juga gpp... yang penting saya taat serahkan aja.

Di gereja saya ingat hanya nangis, nangis dan berseru minta kekuatan kepada Tuhan. Saya beneran ga kuat saat itu, saya butuh tangan kuat itu memegang hidup saya. Di saat doa terakhir, Pak Jo sempat mengatakan ingin mendoakan orang yang sakit. Mendengar itu saya mengangkat tangan dan berdoa. Saya berkata dalam hati dan iman bahwa saya sudah sembuh!! Saya mengatakan itu dengan air mata, walaupun keadaan saat itu masih ada benjolannya dan masih terasa sakit, tapi saya memutuskan untuk percaya kalau saya sudah sembuh.

Menyingkat cerita hari selasa datang dan saya pergi untuk operasi. Sebelum operasi ada pemeriksaan singkat dulu, namun tiba-tiba dokter berkata, "Loh, benjolannya udah kempes. Ga usah di operasi deh.."

"HEHH???!", Saya masih bingung. "Maksudnya dok???", tanya saya lagi.

"Iya, saya periksa benjolannya udah kempes tuh. Ga usah di operasi, saya kasih obat aja ya..."

HUAAAAAA... Perasaan senang, bingung, ga percaya,  campur aduk dalam hati. Ntah bagaimana saya bisa menjelaskan keanehan ini tapi intinya saya sudah sembuh saat itu. Tuhan sudah menyembuhkan saya dengan caranya yang ajaib. Praise the Lord.

Kejadian itu sudah bertahun-tahun lalu terjadi dan ntah kenapa saya pernah sudah melupakan mengenai kebaikan Tuhan yang satu itu. Beberapa bulan lalu karena kecerobohan saya menggunakan contact lense, saya merasa dan melihat ada luka di mata sebelah kiri. Jadi ceritanya kalau pulang malam, saya sering malas lepas contact lense. Biasanya saya langsung mandi dan pakaian seadanya kemudian tidur. Kadang saya baru buka contact lense di pagi hari lalu dipake lagi waktu mau pergi kerja. Jadi itu terus saya lakukan, sampai suatu saat waktu saya buka contact lense di waktu subuh.. Waktu itu mata saya sudah kering banget, tapi saya males meneteskan tetes mata, jadi saya langsung buka saja. Ternyata contact lensenya sudah nempel di mata sehingga waktu saya paksa lepas itu menggesek di mata. Jangan ditanya gimana rasanya... SAKIT BANGET!!!! Saya kaget dan langsung kebangun ~ agak nyesal tapi sudah terjadi. Saya sempat nangis sambil memegang mata, bingung mau diapain atau dikasih obat apa. Akhirnya saya memutuskan untuk bawa tidur aja, berharap besok sudah sembuh.

Eh waktu pagi sakitnya masih ada, dan di pandangan mata kiri saya kaya ada garis kecil yang menghalangi pandangan. Sumpah, saat itu kaget banget. Ya Tuhan, saya salah ~ saya ngelukai mata saya sendiri. Rasanya saat itu nyesal banget, banget, banget... seandainya saya ga males dan lebih perhatian sama mata saya, ga akan gini jadinya. Tapi ya sudah terjadi, ya mau gimana lagi, hanya bisa berdoa supaya mata itu sembuh. Tapi ga sembuh juga, tetap ada. Kalau saya pakai contact lense memang ga berasa sakit dan garisnya tapi kalau saya sudah lepas contact lense saya bisa melihat garis itu lagi di pandangan mata. Saya sudah sangat takut kalau ini ga bisa sembuh lagi.

Saat itu gereja sedang masa KKR 10 hari memperingati hari pencurahan Roh Kudus. Jadi dalam waktu 10 hari ada KKR di gereja, dalam kesempatan tsb saya pakai untuk mencari Tuhan sungguh-sungguh dan mendoakan mata saya. Waktu pendeta mengatakan siapa yang mau didoakan untuk kesehatan, saya maju ke depan dan berdoa "Tuhan, saya ga tau mata saya kenapa.. Tapi saya percaya Engkau bisa menyembuhkan. Dan saya bertobat untuk malas dan bersikap sembrono untuk mataku.. Saat ini saya minta sembuhkan saya ya Tuhan..". Hati saya kembali hancur saat itu, tapi diwaktu yang sama ada kekuatan yang melegakan di dalam hati. Saya yakin Dia dapat menyembuhkan saya.

Malam itu saya pulang dari gereja tengah malam karena kelamaan cerita-cerita, saya sudah sangat cape. Tapi karena kejadian kemarin saya ingat untuk tetap harus lepas contact lense walaupun cape. Dan waktu saya sudah lepas, saya kaget, eh.. ga ada garis lagi di mata saya dan mata saya udah ga sakit lagi. Saya bingung dong, saya kedip2in dan pegang mata saya lagi. Mungkin sakitnya cuma sembunyi sebentar atau garisnya keputar ke belakang. Tapi setelah saya cari-cari dan kedip-kedip saya yakin ternyata sudah sembuh. Beneran sudah sembuh loh.... PRAISE THE LORD.

Sekali lagi saya merasakan dan ngalamin kesembuhan itu. Rasanya ajaib, ga bisa dijelaskan dengan kata-kata, senang, takjub dan lagi-lagi ga bisa dijelaskan gimana bisa terjadi. Dan inilah cerita saya.
Mungkin dari kalian saat ini sedang ada dalam kesusahan atau sakit yang buat hati kalian gentar atau sedih. Saat ini saya mau kasih tau kalian.. Tuhan yang sama yang sudah menyembuhkan di masa lalu di Alkitab, masih Tuhan yang sama hingga hari ini. Dia masih menyembuhkan dan masih mengerjakan kebaikan hingga hari ini. Datang dan berdoalah kepada dia, katakan apa yang sedang kamu rasakan.. minta dia untuk menyembuhkan, menyelesaikan, menjawab seluruh permasalahanmu. Dia mau, Dia ingin menyelesaikannya, Dia butuh kamu datang dan mengatakannya kepada-Nya.

Gimana kalau kamu susah berdoa dan butuh support doa?? Jika kalian merasa butuh support dalam doa atau butuh teman untuk berdoa, saya pengen mengajak kalian untuk ikut berdoa di Pondok Daud Gereja Keluarga Allah (Neo Soho lantai 11) yang diadakan setiap hari Senin - Jumat jam 19.00 - 21.00 dan Sabtu jam 09.00 - 11.00, 11.00 - 13.00, 13.00 - 15.00, 15.00 - 17.00. Ada banyak jam yang bisa kalian pilih, kita disana bisa memuji dan menyembah Tuhan. Disana kita bisa juga menggunakan waktu untuk berdoa untuk setiap masalah yang dihadapi. Kadang berdoa sendiri ga mudah, tapi karena disana ada banyak orang yang juga berdoa dan mencari Tuhan jadi kita sendiri juga jadi mudah untuk berdoa.

Saya sendiri merasa terberkati akan adanya Pondok Daud ini. Beberapa kali saya datang untuk berdoa disana. Saya percaya setiap saya datang jawaban doa itu semakin dekat, sama seperti kesembuhan yang datang pada saya kemarin.. Dan saya percaya hal itu juga bisa terjadi ke kalian. Semoga kalian diberkati dengan kesaksian saya, dan semoga kita bisa bersama berdoa di Pondok Daud.

Comments