Millennials Muda bagian dua

[[Menyambung pembahasan sebelumnya]]

Beberapa waktu lalu saya mendengar percakapan antara geng Millennials ini, mereka berbicara tentang pekerjaan, jago banget ngomongnya. Yang satu meyakinkan yang lain bahwa kamu bisa dapat yang lebih baik, ataupun berdecak heran kenapa dia diperlakukan seperti itu. Ada lagi yang berusaha menyemangati, dan ada juga yang hanya mendengarkan sambil menyeruput Cappuccino di depannya.

Lucu dan jadi sedikit hiburan buat saya, kalau dia ada di team saya mungkin sudah saya bantai kalau ketahuan ngomong kaya gitu. HAHA

Saat itu saya juga berfikir, kalau anak itu memang jago banget ngomong meyakinkan temannya akan situasinya, kenapa dia ga milih jadi marketing aja, I think he/ she will be a good marketer, for sure! Eits, pekerjaan marketing itu bukan pekerjaan rendah loh, ga semua orang bisa jadi marketing hebat. Gaji marketing kecil? Siapa bilang?? Kalaupun kecil komisinya tuh itung. Bahkan kadang bisa lebih besar daripada lo kerja 3 bulan.
Kerjaannya cuma kaya gitu aja?? Yakin kalian berpendapat kaya gitu, bisa ga bertahan di marketing lebih dari 3 bulan, coba dulu.
Karirnya nanti gitu-gitu aja! Eits, siapa bilang. Kalo jadi amrketing itu tandanya kamu bukan cuma kerja di office, you will go and meet so many people. You will learn a lot, cry and hurt a lot but find more knowledge than other. Kamu yang tau lapangan seperti apa, kamu yang jadi muka perusahaan pertama kali, apakah dari situ kesempatan kamu jadi tertutup?
Dan yang terakhir, sebesar apapun perusahaan kalau marketingnya jelek pasti bakal collapse, sehingga marketing sebenarnya adalah bagian yang paling penting dari suatu perusahaan.

Kembali ke orang tadi, bukankah lebih baik doi jadi marketing aja daripada jadi IT, yaitu pekerjaannya saat ini. Kenapa ga mencoba out-of-the-box ga usah terpengaruh gelarmu. Kesalahan memilih jurusan kuliah bisa terjadi ko, tapi jangan dilanjutkan lagi di dunia kerja. Cari tau apa yang memang kelebihan dan interestmu. Gali potensimu, kenali bagian-bagian dalam dirimu yang bisa membawa kamu ke sukses. Tulis dan paparkan goal kamu, pasti kamu bisa mencapainya.

Tetapi lagi-lagi, saya berusaha untuk mencoba memberitahukan pendapat tadi ke dia dan ditolak mentah-mentah. Katanya dia tidak mau menjadi marketing dengan berbagai alasannya. Sak karepmu deh dek, sak cangkemmu wae.

Duh, adek-adek.. Kakak gagal paham kepadamuh.

Comments

  1. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment