Memanusiakan-Manusia
Ungkapan ini pertama kali saya temukan ketika nge-kos di Jogja dengan seorang mba aktivis lingkungan yang cantik dengan kerudung syar'i-nya. Saat itu saya hendak mencuci beberapa pakaian karena ibu cuci di kos ngomel, katanya pakaian saya kebanyakan. Padahal menurut saya sih engga, tapi mungkin karena anak baru, saya jadi kena sasaran empuk masalah seperti ini.
Ketika saya hendak mencuci dia malah menegur saya, kenapa saya harus mencuci lagi padahal sudah membayar jasa tukang cuci. Menurut dia, dengan sikap saya seperti itu, saya tidak memanusiakan-manusia.
Apa maksudnya??
Begini bahasa gampangnya, kita memperlakukan dan memposisikan seseorang sebagaimana orang tsb. Ini tidak berkaitan sama sekali dengan status sosial ya, beda. Tapi memperlakukan seseorang sesuai dengan fungsi atau perannya masing-masing.
Katakanlah dia seorang tukang cuci, tugas dia adalah mencuci. Jika tidak ada kesepakatan ada batas mencuci maka sudah hak kita memberikan seluruh pakaian untuk menjadi tanggung jawab dia agar dibersihkan. Dengan kita membantu atau mengurangi tugasnya, menurut dia (mba kos saya), kita sudah mengurangi fungsinya sebagai manusia.
[Jadi ini seperti bicara mengenai tugas dan tanggung jawab]
Namun sering kali terjadi seperti ini, kita yang sebagai manusia-bertugas-dan-bertanggungjawab sering lupa memanusiakan diri kita sendiri. Kita sibuk mencari-cari hak dan lupa ada setumpuk tanggung jawab yang harus dipenuhi.
Contoh : Sebagai seorang pekerja tentunya kita ingin mendapatkan gaji yang cukup atau besar, tetapi tidak ingin dibebani tanggung jawab atau load kerja yang cukup banyak. Jika makin banyak kita menuntut hak kita, naikkin gaji dong. Tapi tetap pekerjaan tidak sesuai dengan ekspektasi.
Atau yang seperti ini, kita sering menghabiskan waktu di tempat kerja untuk melakukan hal lain (main games, gossip dll).. karena hal itu pekerjaan jadi sedikit terbengkalai dan kita tidak terima ditegur karena menurut kita, kita sudah melakukan yang terbaik.
[Familiar-kan dengan tingkah, sifat atau kejadian seperti itu] :p
Saya pun jujur melakukan hal itu.. kadang tidak memanusiakan manusia di dalam diri saya, atau memanusiakan orang lain dikarenakan beberapa hal.
Tapi setelah berada diposisi saat ini baru saya menyadari pentingnya memanusiakan-manusia. Penting kenapa? Karena cara ini adalah salah satu cara kita membiarkan value dan kapasitas seseorang untuk muncul. Tanpa menjadi manusia seutuhnya (dalam konteks yang sedang dibahas ini) tanpa sadar kita ternyata mengurangi kemampuan kita sedikit demi sedikit, sampai akhirnya menjadi orang yang malas dan pengeluh.
Mulai hari ini, jika memang sedang ada masalah dalam pekerjaan atau merasa diberi tanggung jawab begitu banyak.. jangan memulainya dengan mengeluh ya. Mungkin ini saatnya kamu memanusiakan dirimu, karena hingga waktunya saat value kamu akan keliatan.. hak lainnya pasti akan ikut naik dan tidak turun. Percaya? Mari dibuktikan. :)
Ketika saya hendak mencuci dia malah menegur saya, kenapa saya harus mencuci lagi padahal sudah membayar jasa tukang cuci. Menurut dia, dengan sikap saya seperti itu, saya tidak memanusiakan-manusia.
Apa maksudnya??
Begini bahasa gampangnya, kita memperlakukan dan memposisikan seseorang sebagaimana orang tsb. Ini tidak berkaitan sama sekali dengan status sosial ya, beda. Tapi memperlakukan seseorang sesuai dengan fungsi atau perannya masing-masing.
Katakanlah dia seorang tukang cuci, tugas dia adalah mencuci. Jika tidak ada kesepakatan ada batas mencuci maka sudah hak kita memberikan seluruh pakaian untuk menjadi tanggung jawab dia agar dibersihkan. Dengan kita membantu atau mengurangi tugasnya, menurut dia (mba kos saya), kita sudah mengurangi fungsinya sebagai manusia.
[Jadi ini seperti bicara mengenai tugas dan tanggung jawab]
Namun sering kali terjadi seperti ini, kita yang sebagai manusia-bertugas-dan-bertanggungjawab sering lupa memanusiakan diri kita sendiri. Kita sibuk mencari-cari hak dan lupa ada setumpuk tanggung jawab yang harus dipenuhi.
Contoh : Sebagai seorang pekerja tentunya kita ingin mendapatkan gaji yang cukup atau besar, tetapi tidak ingin dibebani tanggung jawab atau load kerja yang cukup banyak. Jika makin banyak kita menuntut hak kita, naikkin gaji dong. Tapi tetap pekerjaan tidak sesuai dengan ekspektasi.
Atau yang seperti ini, kita sering menghabiskan waktu di tempat kerja untuk melakukan hal lain (main games, gossip dll).. karena hal itu pekerjaan jadi sedikit terbengkalai dan kita tidak terima ditegur karena menurut kita, kita sudah melakukan yang terbaik.
[Familiar-kan dengan tingkah, sifat atau kejadian seperti itu] :p
Saya pun jujur melakukan hal itu.. kadang tidak memanusiakan manusia di dalam diri saya, atau memanusiakan orang lain dikarenakan beberapa hal.
Tapi setelah berada diposisi saat ini baru saya menyadari pentingnya memanusiakan-manusia. Penting kenapa? Karena cara ini adalah salah satu cara kita membiarkan value dan kapasitas seseorang untuk muncul. Tanpa menjadi manusia seutuhnya (dalam konteks yang sedang dibahas ini) tanpa sadar kita ternyata mengurangi kemampuan kita sedikit demi sedikit, sampai akhirnya menjadi orang yang malas dan pengeluh.
Mulai hari ini, jika memang sedang ada masalah dalam pekerjaan atau merasa diberi tanggung jawab begitu banyak.. jangan memulainya dengan mengeluh ya. Mungkin ini saatnya kamu memanusiakan dirimu, karena hingga waktunya saat value kamu akan keliatan.. hak lainnya pasti akan ikut naik dan tidak turun. Percaya? Mari dibuktikan. :)
Comments
Post a Comment