Cerita Curhat no. 1

Mataku menatap kesekeliling ruangan kemudian kembali lagi pada secangkir kopi yang masih hangat digenggaman. Ntah sudah kesekian kalinya aku melakukan hal ini, tapi sepertinya mahluk di depanku ini tidak menangkap adanya rasa bosan dalam gerak dan raut wajahku. Sesaat kulihat iya sedang sibuk dengan gadget yang di pegangnya, kemudian kembali menatapku dengan tatapan 'pura-pura-tersenyum'. Membosankan.

"Ceritakan tentang dirimu..", katanya.

Aku kembali menatap matanya, sambil sejenak berfikir apa yang harus aku ceritakan. Apakah kisah yang ini atau yang itu, atau hanya cerita yang anu atau inu. Kemudian setelah keheningan beberapa saat diantara kami aku menutup mata kemudian membuka senyuman termanisku sambil berkata.."Tidak ada yang menarik dari cerita diriku, hanya manusia normal dan membosankan.." 

Dia berusaha menjawab tetapi diurungkan, yang kemudian disambut dengan garis kerut yang tertarik di wajahnya. 

"Kamu bosan ya? Mau pindah ga ke tempat lain??"

"Iya, aku pengen tidur. Bisa kamu antar aku pulang??", ujarku sambil tidak memberi kesempatan dia menjawab karena sudah kudahului dengan berdiri dan mendahului dirinya ke depan pintu. Agak-agak kurang sopan memang, tapi mudah-mudahan dia jera untuk menghubungi aku kembali.

***

(Cerita ini ditulis dari curhat seorang teman yang dipaksa makan malam dengan pasangan pilihan orang tuanya, kita masih hidup di jaman sitinurbaya, bung! face it :P )

Comments