Penghalang itu dirimu sendiri
Semenjak menjadi warga aktif negri twitter dan follow acc @pinot dan @ditdut , saya menyadari kalau kemampuan menggambar diri saya menghilang bukan hanya karena tidak dilatih, tapi selama ini pikiran saya melarang untuk berkreasi lagi. Karena takut hasilnya nanti jelek.
Saya menyadari hal ini dari pembahasan yang seringkali mas pinot dan mba ditdut lontarkan saat membalas satu persatu karya yang di mention ke mereka.
(Yup, mereka membalas satu persatu atau setidaknya mereka retweet karya tsb. Tidak ada karya yang jelek atau buruk bagi mereka, selalu ada juga komentar positif untuk yang tidak percaya diri atau ragu karya mereka bagus atau tidak.)
Mereka mengatakan jangan ragu untuk menjadi seperti anak kecil, anak-anak menggambar dan mewarnai sesuatu seperti yang mereka suka (dan imajinasi mereka). Mereka ga takut mewarnai matahari dengan warna biru dan hijau, atau membuat tanah dengan warna merah.
Kita orang dewasa tidak akan mewarnai dengan warna tsb, kita akan cenderung mewarnai segambar dengan realita yang sudah kita lihat selama hidup. Pilihan kita adalah kuning dan orange untuk matahari, coklat dan hijau untuk tanah. Dan itulah masalahnya.. kita mulai jadi tidak imajinatif, standar dan membosankan. Kita mulai membatasi diri untuk berimajinasi dan keluar dari pakemnya.
Belum lagi saat kita mencoba mulai berkreasi kita mulai melihat ada yang berkreasi lebih baik daripada kita (dengan lebih lincah dan lebih cepat). Tentu saja karya yang tadinya sudah kita siapkan akan disembunyikan dalam tumpukan kertas dan dilupakan.
Padahal siapa yang membandingkan gambar tsb, kecuali jiwa kita sendiri???
(Anak kecil tidak menggambar untuk menunjukkan gambar mereka bagus, mereka suka berkreasi dan menggambar.. yang kemudian ditunjukkan kepada kita.)
Oh ya, kita juga dari kecil diajari kalau menggambar wajah begini caranya. Atau menggambar binatang begini dan begitu caranya.. Saat ada yang tidak bisa mengikuti atau menggambar dengan cara lain tentunya kita merasa aneh atau yang paling sering didengar adalah "Gambar kamu jelek yaaa...". Dan YES! Itu membuat tangan kita meyakini pada pikiran bahwa gambar saya jelek.
Saya suka menggambar landscape saat masih Sekolah Dasar, tanpa adanya warna. Ntah kenapa detail landscape itu sangat menyenangkan untuk saya. Tapi jika diminta sekarang untuk menggambar lagi, saya akan berkata tidak bisa. Ntah karena tidak bisa, atau tidak mau mencoba dan takut gambarnya jelek menurut saya. Hix.
Yang jelas menurut mereka, lingkungan dan komentar orang lain memang membuat imajinasi dan karya kita menjadi terbatas. Tapi yang lebih besar adalah karena diri kita yang meyakini semua itu. Pikiran dan diri kita menghalangi untuk tetap mencoba, menghasilkan yang baru dan tetap PD (walaupun hasilnya mengecewakan menurut kita).
Saya suka membaca komentar mereka dan membayangkan mereka sedang berbicara kepada saya. Itu menjadi penyemangat buat diri saya kembali, dan hari ini saya mencoba untuk memegang pensil lagi untuk menggambar. Gambar apa yang akan saya buat, saya tetap belum tau, tapi saya masih tetap mau mencoba dan tidak takut untuk menggambar lagi.
Ternyata ya, tidak hanya saya yang berfikir bahwa saya ga berbakat, ga punya imajinasi karena hanya bisa mencontoh karya orang lain, ga bisa mewarnai dengan bagus, ga tau arah bayangan kemana, ga tau cara mengarsir, ga punya keberanian untuk menggambar hal baru dll dll... Ternyata ga cuma aku ajaaaaaaa..... HAHAHAHAHAHAAHA
Gambar hari ini akan saya post besok ya, walaupun jelek nanti akan tetap saya post. TAPI TIDAK JANJI. Bhayyy!
btw, jangan lupa follow acc. twitter @pinot dan @ditdut yaaa, buat yang ga percaya diri dan mau liat beberapa gambar yang bisa memotivasi
Saya menyadari hal ini dari pembahasan yang seringkali mas pinot dan mba ditdut lontarkan saat membalas satu persatu karya yang di mention ke mereka.
(Yup, mereka membalas satu persatu atau setidaknya mereka retweet karya tsb. Tidak ada karya yang jelek atau buruk bagi mereka, selalu ada juga komentar positif untuk yang tidak percaya diri atau ragu karya mereka bagus atau tidak.)
Mereka mengatakan jangan ragu untuk menjadi seperti anak kecil, anak-anak menggambar dan mewarnai sesuatu seperti yang mereka suka (dan imajinasi mereka). Mereka ga takut mewarnai matahari dengan warna biru dan hijau, atau membuat tanah dengan warna merah.
Kita orang dewasa tidak akan mewarnai dengan warna tsb, kita akan cenderung mewarnai segambar dengan realita yang sudah kita lihat selama hidup. Pilihan kita adalah kuning dan orange untuk matahari, coklat dan hijau untuk tanah. Dan itulah masalahnya.. kita mulai jadi tidak imajinatif, standar dan membosankan. Kita mulai membatasi diri untuk berimajinasi dan keluar dari pakemnya.
Belum lagi saat kita mencoba mulai berkreasi kita mulai melihat ada yang berkreasi lebih baik daripada kita (dengan lebih lincah dan lebih cepat). Tentu saja karya yang tadinya sudah kita siapkan akan disembunyikan dalam tumpukan kertas dan dilupakan.
Padahal siapa yang membandingkan gambar tsb, kecuali jiwa kita sendiri???
(Anak kecil tidak menggambar untuk menunjukkan gambar mereka bagus, mereka suka berkreasi dan menggambar.. yang kemudian ditunjukkan kepada kita.)
Oh ya, kita juga dari kecil diajari kalau menggambar wajah begini caranya. Atau menggambar binatang begini dan begitu caranya.. Saat ada yang tidak bisa mengikuti atau menggambar dengan cara lain tentunya kita merasa aneh atau yang paling sering didengar adalah "Gambar kamu jelek yaaa...". Dan YES! Itu membuat tangan kita meyakini pada pikiran bahwa gambar saya jelek.
Saya suka menggambar landscape saat masih Sekolah Dasar, tanpa adanya warna. Ntah kenapa detail landscape itu sangat menyenangkan untuk saya. Tapi jika diminta sekarang untuk menggambar lagi, saya akan berkata tidak bisa. Ntah karena tidak bisa, atau tidak mau mencoba dan takut gambarnya jelek menurut saya. Hix.
Yang jelas menurut mereka, lingkungan dan komentar orang lain memang membuat imajinasi dan karya kita menjadi terbatas. Tapi yang lebih besar adalah karena diri kita yang meyakini semua itu. Pikiran dan diri kita menghalangi untuk tetap mencoba, menghasilkan yang baru dan tetap PD (walaupun hasilnya mengecewakan menurut kita).
Saya suka membaca komentar mereka dan membayangkan mereka sedang berbicara kepada saya. Itu menjadi penyemangat buat diri saya kembali, dan hari ini saya mencoba untuk memegang pensil lagi untuk menggambar. Gambar apa yang akan saya buat, saya tetap belum tau, tapi saya masih tetap mau mencoba dan tidak takut untuk menggambar lagi.
Ternyata ya, tidak hanya saya yang berfikir bahwa saya ga berbakat, ga punya imajinasi karena hanya bisa mencontoh karya orang lain, ga bisa mewarnai dengan bagus, ga tau arah bayangan kemana, ga tau cara mengarsir, ga punya keberanian untuk menggambar hal baru dll dll... Ternyata ga cuma aku ajaaaaaaa..... HAHAHAHAHAHAAHA
Gambar hari ini akan saya post besok ya, walaupun jelek nanti akan tetap saya post. TAPI TIDAK JANJI. Bhayyy!
btw, jangan lupa follow acc. twitter @pinot dan @ditdut yaaa, buat yang ga percaya diri dan mau liat beberapa gambar yang bisa memotivasi
Comments
Post a Comment