Ayo (budayakan lagi) beli (dan baca) koran! p.s: Mari tinggalkan HP canggih Anda sejenak
Beberapa hari lalu, saat perjalanan pulang saya melihat seorang kakek tua penjual koran di pinggir jalan. Hari itu sudah gelap dan dia masih menjajakan koran di tangannya. Ada rasa iba di hati saya sehingga saya mengeluarkan uang sepuluh ribuan dan meminta satu koran Kompas, dia pun menyambut dengan senyum dan memberikan satu buah Kompas kemudian tersenyum dan langsung pergi. Saya kemudian melihat harga koran tsb.. hmm.. Rp 4,900 tapi dia ga memberikan kembalian.. Oke lah, toh saya ga akan miskin dengan diambil goceng, pikir saya... Dan saya pun berlalu..
Lalu beberapa saat berlalu dan hal yang sama terjadi lagi..
Jujur, saya mulai berpikir yang ga enak.. Pikir saya, ko tidak jujur ya, maksud hati inginnya dia berkata,"Kembaliannya buat saya aja ya, neng??".. Saya rasa lebih iklas memberi seperti itu ketimbang langsung diambil. Karena kesal jadi ada berapa kesempatan saya tidak jadi membeli koran di kesempatan yang berbeda.
Waktu berlalu, saya memesan transportasi online untuk pulang dari stasiun kereta. Hari itu panas terik dan kami sedang mengantri lampu merah, tiba-tiba ada seorang penjual koran yang mendatangi kendaraan di samping saya menjajakan koran yang kemudian dijawab dengan lambaian tangan tidak mau, atau hanya didiamkan saja.. saya agak lupa detailnya. Dan dari hati saya tiba-tiba ada yang menegur... Penjual koran itu berjualan di hari panas dan mungkin sampai malam dan kamu ga mau membeli hanya karena mempermasalahkan Rp 5,000 saja??? Dan kamu bisa ada di dalam kendaraan yang harus menggunakan uang juga untuk di dalamnya tapi tidak bisa membeli sebuah koran dengan harga Rp 5,000 saja??
JLEB! Seketika itu juga hati saya langsung terasa sakit, rasanya hati saya terlalu kerdil selama ini sehingga bisa mempermasalahkan hal kecil. Ya, ini sebenarnya masalah hati.. Jika saya memang dari awal membeli karena ingin memberkati orang tersebut dengan tidak ada kembalian tentunya bukan menjadi hal yang masalah buat saya. Dan siapa yang tau kelebihan Rp 5,000 itu bisa dipakai untuk apa oleh dia dan keluarganya.
Memang kalau saya berfikir lebih lagi ada banyak hal yang bisa saya dapat dengan membeli sebuah koran, pertama saya memberikan penghasilan buat si penjual koran, kedua saya bisa men-distract perhatian saya dari handphone untuk melihat social media atau berita hoax, ketiga ada banyak pengetahuan atau informasi yang bisa saya dapat dan keempat untuk saya pribadi.. saya jadi mengembangkan cara menulis lagi karena semakin banyak berita yang kita baca kita jadi banyak tau gaya tulisan orang lain.
Ternyata terlalu banyak manfaat yang saya pribadi rasakan dengan hanya sebuah koran, saya sendiri tidak terlalu menyukai media online karena sudah terlalu bias di dalamnya. Kadang berita bisa disisipi dengan berita HOAX atau berita subjektif dari si penulis.. Adapun berita cetak bisa dikatakan lebih kurang mengenai hal tersebut karena adanya sejumlah editor yang menyunting tulisan sebelum naik cetak dan masih adanya waktu untuk para editor untuk melakukan kroscek kebenaran berita tsb.
Berita media cetak memang tidak akan tergantikan, walaupun jaman sekarang sudah berubah dan terus bergerak menuju online tapi untuk masa peralihan ini.. apalagi di masa kampanye dan pilpres.. tetap menurut saya media cetak tetap lebih aman untuk mengalihkan kita dari berita hoax dan cuci otak media sosial.
Ahhh.. ni tulisan jadi nyambung kemana-mana. Yang jelas, ayo kita beli koran lagi. Jangan pelit-pelit nanti rejeki sempit... Ayo kita gunakan membeli koran untuk sarana memberkati tukang koran di masa yang sulit ini. Toh uang segitu tidak akan pernah membuat kamu miskin, betul ga? Ada yang mau ikut membeli koran seperti saya? ;)
Lalu beberapa saat berlalu dan hal yang sama terjadi lagi..
Jujur, saya mulai berpikir yang ga enak.. Pikir saya, ko tidak jujur ya, maksud hati inginnya dia berkata,"Kembaliannya buat saya aja ya, neng??".. Saya rasa lebih iklas memberi seperti itu ketimbang langsung diambil. Karena kesal jadi ada berapa kesempatan saya tidak jadi membeli koran di kesempatan yang berbeda.
Waktu berlalu, saya memesan transportasi online untuk pulang dari stasiun kereta. Hari itu panas terik dan kami sedang mengantri lampu merah, tiba-tiba ada seorang penjual koran yang mendatangi kendaraan di samping saya menjajakan koran yang kemudian dijawab dengan lambaian tangan tidak mau, atau hanya didiamkan saja.. saya agak lupa detailnya. Dan dari hati saya tiba-tiba ada yang menegur... Penjual koran itu berjualan di hari panas dan mungkin sampai malam dan kamu ga mau membeli hanya karena mempermasalahkan Rp 5,000 saja??? Dan kamu bisa ada di dalam kendaraan yang harus menggunakan uang juga untuk di dalamnya tapi tidak bisa membeli sebuah koran dengan harga Rp 5,000 saja??
JLEB! Seketika itu juga hati saya langsung terasa sakit, rasanya hati saya terlalu kerdil selama ini sehingga bisa mempermasalahkan hal kecil. Ya, ini sebenarnya masalah hati.. Jika saya memang dari awal membeli karena ingin memberkati orang tersebut dengan tidak ada kembalian tentunya bukan menjadi hal yang masalah buat saya. Dan siapa yang tau kelebihan Rp 5,000 itu bisa dipakai untuk apa oleh dia dan keluarganya.
Memang kalau saya berfikir lebih lagi ada banyak hal yang bisa saya dapat dengan membeli sebuah koran, pertama saya memberikan penghasilan buat si penjual koran, kedua saya bisa men-distract perhatian saya dari handphone untuk melihat social media atau berita hoax, ketiga ada banyak pengetahuan atau informasi yang bisa saya dapat dan keempat untuk saya pribadi.. saya jadi mengembangkan cara menulis lagi karena semakin banyak berita yang kita baca kita jadi banyak tau gaya tulisan orang lain.
Ternyata terlalu banyak manfaat yang saya pribadi rasakan dengan hanya sebuah koran, saya sendiri tidak terlalu menyukai media online karena sudah terlalu bias di dalamnya. Kadang berita bisa disisipi dengan berita HOAX atau berita subjektif dari si penulis.. Adapun berita cetak bisa dikatakan lebih kurang mengenai hal tersebut karena adanya sejumlah editor yang menyunting tulisan sebelum naik cetak dan masih adanya waktu untuk para editor untuk melakukan kroscek kebenaran berita tsb.
Berita media cetak memang tidak akan tergantikan, walaupun jaman sekarang sudah berubah dan terus bergerak menuju online tapi untuk masa peralihan ini.. apalagi di masa kampanye dan pilpres.. tetap menurut saya media cetak tetap lebih aman untuk mengalihkan kita dari berita hoax dan cuci otak media sosial.
Ahhh.. ni tulisan jadi nyambung kemana-mana. Yang jelas, ayo kita beli koran lagi. Jangan pelit-pelit nanti rejeki sempit... Ayo kita gunakan membeli koran untuk sarana memberkati tukang koran di masa yang sulit ini. Toh uang segitu tidak akan pernah membuat kamu miskin, betul ga? Ada yang mau ikut membeli koran seperti saya? ;)
Comments
Post a Comment