Menghitung yang-terlewatkan
Aku menulis dan menghitung 'yang terlewatkan' dalam hidupku:
1. Mungkin jika aku menikah aku sudah memiliki tiga anak seperti teman baikku, yang pertama sudah memasukin bangku sekolah dasar, adiknya di taman kanak-kanak dan si baby sedang dalam masa menyusui. Mungkin aku akan menjadi ibu yang sibuk tapi bahagia. Sibuk ikut arisan dan reuni bersama teman-teman yang sudah menikah. Men-tweet tentang doa untuk keluarga, ucapan sayang untuk suami, dan mungkin me-retwit quote tentang ASI dan Parenting. Aku tidak akan memikirkan yang lain kecuali keluarga dan hal-hal meyangkut keluarga. Menyenangkan banget..
... Tapi aku ga akan pernah mengikuti kompetisi Puteri Indonesia di tingkat Kalimantan Timur, menikmati masa-masa menyenangkan di Jogja, melayani di gereja Keluarga Allah, ngalor-ngidul di Jawa Tengah dan sekitarnya, nyari berita sama temen-temen kampus, sosialisasi sikat gigi ke sekolah2, ikut ngebantu waktu bencana alam, lulus dengan penuh perjuangan dan air mata :D , melakukan hal-hal nekat, bodoh, memalukan bersama teman2, nekat pergi ke Jakarta dengan modal hampir Rp 0,-, atau bahkan sampai dpt kesempatan menjadi finalis Puteri Indonesia mewakili Kalimantan Timur di tahun 2013. -- Akan terlalu banyak yang terlewatkan jika aku menikah.
2. Memilih kerja di Balikpapan. Mungkin sekarang aku sudah bisa masuk di perusahaan yang aku impikan dulu, mengendarai kendaraan sendiri, gaji lumayan dan bisa menabung, hari libur dan cuti pergi jalan-jalan, bisa ngasih uang setiap bulan buat mama-papa dan... setahun kemudian pasti sdh menikah dengan orang balikpapan juga.
... Err, sebenernya amat-sangat bersyukur sih ga balik ke Balikpapan. I dont know what happen with my mental if i decided to work there. Walaupun disini harus kerja keras, bangun pagi-pulang malam, ngisap debu setiap hari, hadapin macet yg hampir bikin gila, apply sana-sini, ditolak sana-sini.. Tapi itu pengalaman yang ga semua orang berani ngambil dan aku juga jadi lebih mandiri. Kalau ga seperti ini mungkin aku masih jadi cewe yang penakut, yg rendah diri, bergantung sama orang lain dsb. Untung aku memilih pilihan yang tepat, pilihan ini berkat buatku. :)
3. Berhenti dari beberapa les dan kesempatan hanya karena ga PD, ngerasa ga bisa ataupun malas.
... Untuk yang kali ini aku nyesal banget, kalo bisa diungkapin rasanya amat-sangat-sangat-amatt menyesall banget sekarang. Tapi daripada menyesal dipikirin mungkin nanti setelah aku punya waktu lowong aku bakal nebus beberapa yang aku bisa. Dan kalau ga bisa lagi... akan jadi tugas anakku nanti. HAHAHAA! Siap-siap yah nak :p
Kayanya makin dipikirkan makin banyak deh yang pengen disesalin -____-'.. Tapi karena ga bisa diperbaiki lebih baik ya udah ga usah disesalin lagi. Toh aku percaya masih ada tangan-tangan-yang-tak-nampak di dalam kehidupan kita yang bisa membawa kita kembali ke arah hidup kita (jika kita sempat mengambil jalan yang salah) atau mungkin membawa kita ke pintu yang lain lagi. Who knows..all i wanna do is enjoy the life. And promise to do my best! So, ini cerita kehilanganku.. bagaimana ceritamu?? :)
1. Mungkin jika aku menikah aku sudah memiliki tiga anak seperti teman baikku, yang pertama sudah memasukin bangku sekolah dasar, adiknya di taman kanak-kanak dan si baby sedang dalam masa menyusui. Mungkin aku akan menjadi ibu yang sibuk tapi bahagia. Sibuk ikut arisan dan reuni bersama teman-teman yang sudah menikah. Men-tweet tentang doa untuk keluarga, ucapan sayang untuk suami, dan mungkin me-retwit quote tentang ASI dan Parenting. Aku tidak akan memikirkan yang lain kecuali keluarga dan hal-hal meyangkut keluarga. Menyenangkan banget..
... Tapi aku ga akan pernah mengikuti kompetisi Puteri Indonesia di tingkat Kalimantan Timur, menikmati masa-masa menyenangkan di Jogja, melayani di gereja Keluarga Allah, ngalor-ngidul di Jawa Tengah dan sekitarnya, nyari berita sama temen-temen kampus, sosialisasi sikat gigi ke sekolah2, ikut ngebantu waktu bencana alam, lulus dengan penuh perjuangan dan air mata :D , melakukan hal-hal nekat, bodoh, memalukan bersama teman2, nekat pergi ke Jakarta dengan modal hampir Rp 0,-, atau bahkan sampai dpt kesempatan menjadi finalis Puteri Indonesia mewakili Kalimantan Timur di tahun 2013. -- Akan terlalu banyak yang terlewatkan jika aku menikah.
2. Memilih kerja di Balikpapan. Mungkin sekarang aku sudah bisa masuk di perusahaan yang aku impikan dulu, mengendarai kendaraan sendiri, gaji lumayan dan bisa menabung, hari libur dan cuti pergi jalan-jalan, bisa ngasih uang setiap bulan buat mama-papa dan... setahun kemudian pasti sdh menikah dengan orang balikpapan juga.
... Err, sebenernya amat-sangat bersyukur sih ga balik ke Balikpapan. I dont know what happen with my mental if i decided to work there. Walaupun disini harus kerja keras, bangun pagi-pulang malam, ngisap debu setiap hari, hadapin macet yg hampir bikin gila, apply sana-sini, ditolak sana-sini.. Tapi itu pengalaman yang ga semua orang berani ngambil dan aku juga jadi lebih mandiri. Kalau ga seperti ini mungkin aku masih jadi cewe yang penakut, yg rendah diri, bergantung sama orang lain dsb. Untung aku memilih pilihan yang tepat, pilihan ini berkat buatku. :)
3. Berhenti dari beberapa les dan kesempatan hanya karena ga PD, ngerasa ga bisa ataupun malas.
... Untuk yang kali ini aku nyesal banget, kalo bisa diungkapin rasanya amat-sangat-sangat-amatt menyesall banget sekarang. Tapi daripada menyesal dipikirin mungkin nanti setelah aku punya waktu lowong aku bakal nebus beberapa yang aku bisa. Dan kalau ga bisa lagi... akan jadi tugas anakku nanti. HAHAHAA! Siap-siap yah nak :p
Kayanya makin dipikirkan makin banyak deh yang pengen disesalin -____-'.. Tapi karena ga bisa diperbaiki lebih baik ya udah ga usah disesalin lagi. Toh aku percaya masih ada tangan-tangan-yang-tak-nampak di dalam kehidupan kita yang bisa membawa kita kembali ke arah hidup kita (jika kita sempat mengambil jalan yang salah) atau mungkin membawa kita ke pintu yang lain lagi. Who knows..all i wanna do is enjoy the life. And promise to do my best! So, ini cerita kehilanganku.. bagaimana ceritamu?? :)
Comments
Post a Comment